Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dalam program BSBI virtual menghadirkan suasana baru yang unik dan segar di tengah pandemi. Kegiatan ini mendorong para anak-anak muda dari berbagai macam negara untuk terus aktif mempelajari budaya Indonesia walau pandemi corona masih mengganas di luar sana. Bukan hanya peserta, kegiatan yang dimulai pada tahun 2021 ini juga memberikan harapan dan angin segar pada para penggiat seni karena masih bisa mengembangkan dan memperkenalkan budayanya walau dengan cara yang berbeda
Sanggar Tari Dan Musik Syofyani yang terletak di kota Padang sudah menjadi mitra dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia sejak tahun 2016. Munculnya BSBI virtual dianggap sebagai inovasi yang luar biasa oleh Kemlu dalam menyikapi perkembangan budaya di tengah-tengah pandemi. Suasana baru dalam kelas tari, musik, maupun kerajinan tangan memiliki cerita yang menarik dan unik. Pada tahun 2021 dan 2022, Sanggar Tari Dan Musik Syofyani kembali dipercaya oleh Kemlu untuk menjadi mitra BSBI dalam memperkenalkan budaya Sumatera Barat ke para peserta dengan cara virtual
Ini adalah suasana yang sungguh baru, karena tantangan yang akan dihadapi ketika menjelaskan materi berupa gerakan ataupun suara tetapi secara virtual, atau hanya dari depan layar computer.
Para Peserta BSBI Virtual 2021
Selama program BSBI virtual, Sanggar Tari dan Musik Syofyani mendapatkan total 18 peserta dari 11 negara, yaitu Ukraina, Mesir, Prancis, Portu[1]gal, Thailand, India, Uzbekhistan, Kepulauan Solomon, Yaman, Jepang dan Tiongkok. Kedelapan belas peserta itu adalah anak-anak muda hebat yang tertarik dengan budaya Indonesia. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda satu sama lainnya. Contohnya adalah peserta dari Portugal yang bernama David Brandao Loureiro Peralta, atau biasa disapa David, yang merupakan seorang pemusik. Sewaktu perkenalan, David mengatakan ketertarikannya dengan alat musik Sumatera Barat bernama bansi (alat tiup dari bambu). Ada juga peserta bernama Kenji Sato yang adalah seorang Tik Tokers yang berasal dari Jepang. Kenji sangat mencintai Indonesia dan berkata untuk bisa pindah ke Indonesia
Proses pelatihan yang berlangsung selama dua bulan terasa cukup singkat. Mereka hanya berlatih di hari Sabtu dan Minggu selama 2 jam lamanya. Awalnya, para peserta merasakan hal yang berat karena langsung dihadapkan dengan materi yang bisa dibilang membuat tubuh dan pikiran mereka terkejut. Namun itu semua hanya menjadi masalah waktu. Pada pertengahan program, para peserta mulai enjoy dalam menari dan bernyanyi, bahkan ada yang sudah cukup mahir berbahasa Minangkabau Kendala terbesar selama BSBI virtual tentunya adalah masalah jaringan.
Jaringan yang tidak stabil sanggat mempersulit proses latihan. Namun, itu tidak menghalangi para peserta untuk tidak belajar dengan tekun. Mereka bahkan meminta dibuatkan video agar mereka mampu menghafalnya ketika kelas telah selesai. Di beberapa kesempatan, ada juga peserta yang tidak bisa ikut kelas dikarenakan ada kesibukan lain, tapi itu tidak dijadikan alasan oleh mereka untuk tidak hadir walau hanya sekedar menunjukkan wajah mereka di layar ponsel yang kecil. Indonesia Channel yang diselenggarakan di Padang pada 2021 dan di Kutai Kartanegara pada 2022 menjadi penampilan termanis para peserta BSBI virtual yang sudah belajar selama 2 bulan lamanya. Pada 2021, Tamila Kuzina yang berasal dari Ukraina ditunjuk untuk tampil mewakili teman-temannya dan menari di Kedutaan Besar Republik Indonesia, di Kyiv, Ukraina. Dan di tahun 2022, Kenji Sato yang berasal dari Jepang juga dipercaya untuk tampil mewakili teman-temannya di Keduataan Besar Indonesia, di Tokyo, Jepang. Keduanya berhasil membuat kagum seluruh hadirin yang datang. Berakhirnya program BSBI virtual bukan berarti berakhirnya hubungan antara Sanggar Tari Dan Musik Syofyani dengan para peserta. Kekeluargaan yang sudah terbentuk selama dua bulan terus dipertahankan dan malahan menjadi semakin dekat. Sanggar Tari Dan Musik Syofyani selalu mengingatkan para peserta kalau mereka selalu mempunyai rumah kedua, yaitu Indonesia
Add Comment