Presidensi G20 Indone[1]sia menghasilkan sebuah daftar proyek yang luar biasa. Tidak tanggung-tanggung, terdapat 361 proyek dengan nilai total sebesar USD 238,8 miliar yang menjadi bentuk kontribusi konkret G20 untuk dunia
Ratusan proyek tersebut adalah inisiatif kerja sama dan hasil kontribusi dari seluruh anggota G20 yang memiliki manfaat nyata bagi pemulihan dunia, khususnya bagi negara berkembang. Daftar tersebut disepakati oleh seluruh anggota G20 dan menjadi lampiran G20 Bali Leaders’ Declaration, dalam suatu dokumen yang disebut G20 Annex for a Strong and Inclusive Recovery
Sesuai dengan tiga sektor prioritas Presidensi, proyek yang terkumpul paling banyak untuk bidang kesehatan (114 proyek), ekonomi digital (37 proyek), dan transisi energi (58 proyek). Sementara 152 proyek lainnya di sektor strategis seperti ketahanan pangan, kesetaraan gender, pendidikan, aksi iklim dan pelindungan lingkungan hidup
Kontribusi Konkret untuk jaga Relevansi G20
Inisiatif yang disebut dengan concrete deliverables ini bermula dari arahan Presiden Jokowi agar G20 memberikan manfaat yang konkret, nyata, dan berdampak luas bagi masyarakat dunia, khususnya negara berkembang.
G20 telah lama dipandang hanya sebagai forum elit politis tanpa kontribusi nyata kepada masyarakat dunia. Di tengah banyaknya tantangan dunia akibat pandemi COVID-19 serta krisis ketahanan pangan dan energi, G20 sebagai forum 20 ekonomi terbesar di dunia perlu menunjukkan kepemimpinan dan relevansinya.
Ke depannya, Indonesia akan terus mendorong peningkatan dan penggunaan dana tersebut untuk penguatan arsitektur kesehatan global, guna mencegah terjadinya pandemi atau darurat kesehatan
Sejak pertama kali diperkenalkan di bulan Desember 2021, inisiatif ini mendapatkan dukungan kuat, baik dari anggota G20, negara undangan, maupun organisasi internasional.
Antusiasme ini pula yang mendorong Presidensi Indonesia untuk bekerja lebih keras dalam memastikan hasil yang tercapai memiliki manfaat riil. Penggalangan dukungan dilakukan Indonesia melalui jajaran Kemlu ke berbagai negara dan organisasi internasional, termasuk di Markas PBB New York dan ataupun organisasi internasional lain di Jenewa.
Kriteria proyek yang dite[1]rima pun dikonsep secara detail. Proyek yang masuk ke dalam daftar harus merupakan hasil kerja sama lebih dari dua negara G20 dan mempunyai dampak pada tingkat global atau regional.
Selain itu, inisiatif yang diterima masuk bukan be[1]rupa lokakarya, seminar, atau studi, memiliki me[1]kanisme pendanaan yang jelas, tidak menduplikasi kinerja di forum lain dan bukan merupakan recycled project Seluruh upaya ini memberikan hasil yang manis yakni total nilai proyek yang mencapai USD 238,8 miliar.
Menyusul keberhasilan ini, pada akhir November 2022, Presiden RI Joko Widodo telah memberikan arahan pembentukan gugus tugas atau task force untuk mengawal dan melaksanakan seluruh proyek. secara cepat.
Sumbangsih Konkret un[1]tuk Kesehatan Global
Salah satu proyek penting da[1]lam G20 adalah pembentukan “Pandemic Fund”. Proyek ini mendapatkan dukungan kuat serta kontribusi besar dari anggota maupun negara undangan G20 Komitmen lebih dari USD 1,4 milyar telah disampaikan oleh 24 donor negara dan Lembaga filantrofi bahkan sebelum peluncurannya oleh Presiden Jokowi di KTT G20
Pandemic Fund diharapkan dapat menkapitalisasi sumber dana jangka panjang bagi penanggulangan pandemi. Dr. Chatib Basri, mantan Menkeu Indonesia, dan Daniel Ngajime, Menteri Kesehatan Rwanda, bertin[1]dak sebagai co-chairs untuk Governing Board Pandemic Fund.
Kedepannya, Indonesia akan terus mendorong peningkatan dan penggunaan dana tersebut untuk penguatan arsitektur kesehatan global, guna mencegah terjadinya pandemi atau darurat kesehatan yang menelan korban jiwa sedemikian banyaknya.
Proyek ini serta 360 proyek lainnya diharapkan dapat membantu masyarakat dunia. Sesuai komitmen pada Annex, tiap negara G20 dan negara undangan akan terus aktif mengawal implemen[1]tasi dan tindak lanjut tiap proyek usulannya untuk pastikan manfaatnya dirasakan dunia untuk pulih lebih kuat dan tangguh
Add Comment