Current Issue Desember 2022

Dian Triansyah Djani : Semua Negara Menganggap Indonesia Sangat Sukses

“… Tingkat kepercayaan ini sangat tinggi ke Indonesia. Karena itu saat ada pertemuan Menteri Luar Negeri G20, baru kali pertama seluruh Menlu G20 hadir. Padahal pertemuan G20 sebelumnya ada banyak Menlu G20 tidak hadir. Artinya ada kepercayaan terhadap Indonesia. Kita sudah membina hubungan dan mendengarkan pandangan semua orang. Pada saat KTT, semua negara hadir, hanya keterwakilannya berbeda-beda.”
Dian Triansyah Djani (DTD), Co-Sherpa G20

Kesuksesan Presidensi Indonesia di G20 2022 diakui semua kalangan. Namun, masih banyak yang belum mafhum urgensi dan manfaat G20 untuk perbaikan kehidupan masyarakat dunia, terutama bagi bangsa Indonesia. Apalagi, seba[1]gian orang bahkan masih melihat G20 sekadar dari sisi penyelenggaraannya saja tanpa ada tindak lanjut nyata yang dapat dilakukan. Merespon hal itu, Tabloid Diplomasi (TD) berkesempatan wawancara secara daring dengan Co-Sherpa G20 Dian Triansyah Djani (DTD) di sela-sela kepadatan aktivitasnya. Berikut petikannya:

TD : Apa yang menjadi kunci ke[1]berhasilan Presidensi Indonesia di G20?

DTD: Kita selama ini selalu mengedepankan tampilan bahwa Indonesia adalah negara dengan track record jelas dan mengedepankan prinsip-prinsip. Kita negara yang dalam berbagai kesempatan, baik di Dewan Keamanan PBB, Keketuaan ASEAN maupun berbagai tempat lainnya, menjadi negara bridge-builder dan trusted-partner. Kita selalu mencari solusi berbagai permasalahan. Kita dikenal memiliki politik luar negeri bebas aktif dan non-blok, juga dipercaya menjembatani G20 meski menghadapi berbagai tantangan; perang, COVID-19, hingga economic downturn. Kita selalu mengedepankan pentingnya semangat kolaborasi dunia

G20 didirikan sebagai forum global yang diharapkan memberikan global response terhadap tantangan tersebut. Apa keberhasilannya? Indonesia menjadi sosok negara yang tidak berpihak, tapi selalu mencari solusi berbagai permasalahan dunia. Ini diakui banyak negara. We do have track record basically. Ini kunci keberhasilan kita. Satu lagi, we listen to everyone. Kita mendengarkan, menjalin komunikasi, networking dari berbagai lapisan. Di level Sherpa, kita selalu mengulurkan tangan untuk berkomunikasi dengan semua pihak. We talk to everyone.

TD: Bagaimana antisipasi jika Presiden Rusia hadir di G20?

DTD: Indonesia dipercaya imparsial. Sejak serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Pebruari 2022, konstalasi dunia berubah. Terdapat keengganan negara-negara maju untuk bekerjasama dengan Rusia di berbagai forum, terutama G20. Kita mengingatkan bahwa Indonesia mengedepankan aturan cara kerja G20. Dari situ kita garisbawahi bahwa Ketua atau Presiden tidak berhak tidak mengundang, kecuali ada konsensus bahwa seluruh negara G20 setuju ada satu negara tidak diundang. Karena tidak ada konsensus, Indonesia berkewajiban mengundang seluruh anggota menghadiri pertemuan.

Tingkat kepercayaan ini sangat tinggi ke Indonesia. Karena itu saat ada pertemuan Menteri Luar Negeri G20, baru kali pertama seluruh Menlu G20 hadir. Padahal pertemuan G20 sebelumnya ada banyak Menlu G20 tidak hadir. Artinya ada kepercayaan terhadap Indonesia. Kita sudah membina hubungan dan mendengarkan pandangan semua orang. Pada saat KTT, semua negara hadir, hanya keterwakilannya ber[1]beda-beda. Kepala Negara Brasil tidak hadir karena kalah pemilu, tapi ada wakil Brasil yang hadir. Rusia pun diwakili Menlu Rusia saat KTT G20.

Kita adalah Troika. Fungsinya untuk menjaga kesinambungan antar Presidensi. Tugas kita sekarang untuk menjaga apa yang kita capai. Di Bali Leaders Declaration banyak komitmennya. Kita mesti jamin agar itu terus berlanjut. Selain India punya inisiatif baru, dia juga berkewajiban menindaklanjuti kesepakatan sebelumnya. Tugas kita mengawal.

TD: Bagaimana cara Pemerintah menampung berbagai pemikiran dan sudut pandang semua Working Group dan Engagement Group?

DTD: G20 ada dua track: Finance Track dan Sherpa Track. Di bawahnya ada Working Group (WG). Ada juga Engagement Group (EG) se[1]bagai pertemuan di antara non-pemerintah. Contoh pemuda, wanita, labor, dan sebagainya. Saat ada perang Rusia-Ukraina, kita menangkap sinyal ada perpecahan. Karena itu kita dorong G20 tetap melakukan komunikasi. G20 tetap dihadiri. Lalu ada sinyal negara-negara maju tidak ingin G20 dihadiri Rusia.

Karena itu, kita mendorong hasil-hasil di berbagai WG dan EG tetap mengedepankan adanya substansi yang ditangani. Contoh pertanian. Jangan sampai WG Menteri Pertanian sama sekali tidak membahas substansi pertanian, meski terdapat tentangan keras berbagai negara ke Rusia. Setiap WG ada dua bagian dokumen, satu terkait kecaman, dokumen kedua terkait substansi. Working Group on Trade juga tetap membahas isu perdagangan. Ini merupakan kelebihan Presidensi Indonesia. Di masa sulit, isu geopolitik, COVID, dan economic downturn, isu substansi G20 yang merupakan mandat masing-masing WG tetap dibahas dan mendapatkan hasil atau outcome. Kita buat WG dan EG menjadi building block menuju KTT, summit pada Nopember 2022 di Bali.

TD: Seberapa besar peran pemuda dalam keberhasilan Presidensi Indonesia di G20?

DTD: Kita kompak. Di Sherpa, Presidensi dipimpin Kemlu RI dan Kemenko Perekonomian RI. Sejak 2021, sebelum Indonesia menjadi Presidensi G20, kita sudah menggalang dan menjalin komunikasi dengan berbagai mitra. Di antaranya pemuda, wanita, saintis, BPK, dan lain-lain. Kita sepakat dulu tema agenda Indonesia yang diperjuangkan. Kita sepakat tema recover together, recover stronger.

Ada tiga prioritas utama: kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi. Kita juga mendorong isu ketahanan pangan. Kita minta semua sektor dan EG, termasuk pemuda, untuk mendorong bersama agenda Indonesia dibawah G20. Pemuda melalui Y20 mendorong agenda pendidikan, digital, kesehatan, dan semacamnya. Mereka bergerak kohesif dan sinergi. Kolaborasi. Jadi bukan hanya pemerintah Peran kedua pemuda adalah meningkatkan awareness. Kita minta EG menyadarkan bahwa G20 bukan proyek pemerintah, tapi proyek bersama seluruh rakyat Indonesia. Karena itu rakyat perlu tahu perkembangan yang terjadi. Pemuda diminta menggalang konstituennya, termasuk ke universitas. Y20 ke beberapa kota, Manokwari, Bandung, Yogyakarta. Jadi mereka juga melaksanakan pertemuan dan side events. Ada sekitar 460-an lebih pertemuan G20. Pertemuan formal sekitar 200-an. Nah pemuda melakukan simposium dan pertemuan kalangan pemuda untuk menyebarkan agenda prioritas Indonesia sekaligus menerangkan manfaat Presidensi Indonesia. Jadi pemuda membantu substansi serta meningkatkan awareness isu G20

TD: Seperti apakah dampak positif Presidensi Indonesia bagi pemulihan perekonomian nasional pasca pandemi?

DTD: Ada empat poin. Dari segi penyelenggaraan atau logistik, ada lebih dari 460an pertemuan yang tersebar di 25 kota di Indonesia. Kita memberi kesan bahwa Indonesia itu besar, meliputi berbagai pulau dan kota. Indonesia sekarang juga sudah sehat, sehingga diselenggarakan pertemuan di berbagai kota. Lebih dari itu, Indonesia open for business. Silahkan lakukan pertemuan di berbagai wilayah di Indonesia, bukan hanya di Jakarta. Berbagai pertemuan tersebut ber[1]dampak pada industri pariwisata, seni-budaya, perhotelan, dan infra[1]struktur yang diperbaiki. Contoh di Bali, Belitung, Labuan Bajo. Itu berdampak pada UMKM, terutama pemuda dan pariwisata yang menyediakan souvenir.

Dampak kedua, meningkatkan citra diplomasi dan leadership Indonesia. Ketiga, dari sisi substansi, berhasil mendorong agenda prioritas di bidang kesehatan, energi, dan digital. Keempat, Presiden G20 menghasilkan List of Projects (Initiatives). Ini tidak pernah sebelumnya. Biasanya, G20 hanya menghasilkan dokumen saja terkait global policy. Sekarang, di annex Bali Leaders Declaration, ada dokumen yang memuat 361 proyek yang akan dikerjasamakan dan di[1]kolaborasikan. Ini proyek yang akan berdampak pada masyarakat dunia, juga masyarakat Indonesia. Contoh, kerjasama antar start-up, kerjasama pertanian, dan seterusnya.

TD: Apa langkah pemerintah untuk memastikan dampak positif G20 menjangkau wilayah 3T?

DTD: G20 mesti dilihat tidak hanya penyelenggaraannya saja, tapi juga substansi dan keberhasilan Bali Leaders Declaration yang memuat 52 paragraf itu berisi komitmen-komitmen. Contoh komitmen bidang iklim juga berdampak di wilayah 3T. Di bidang pangan, kerjasama di antara negara-negara kepulauan. Bagaimana G20 dapat menyelesaikan isu pangan. Masalah pembangunan, Presidensi Indonesia mengedepankan rural development dan rural communities. Ini sebelumnya juga tidak pernah ada.

TD: Bagaimana rencana Pemerintah mendorong implementasi berbagai kesepakatan yang di[1]hasilkan selama G20?

DTD: Semua akan ditindaklanjuti. Dalam konteks Kerjasama G20, Indonesia anggota Troika meski sudah tidak menjabat. Anggota Troika adalah Presidensi sebelumnya, Presidensi saat ini, dan Presidensi tahun depannya. Troikanya adalah Indonesia selaku Presidensi sebelumnya, India Presidensi saat ini, dan Brasil Presidensi berikutnya. Tugas kita menjaga agar proyek- proyek tadi terdapat kesinambungan. Kita dorong India ada kerjasama di bidang start-up maupun ads-developer. Kerjasama tersebut akan ditindaklanjuti oleh kementerian dan instansi terkait maupun EG.

Contoh, kemarin kita tandatangani Joint Just Energy Transition. Kita push lagi agar anggaran masuk untuk transisi energi. Tindak lanjut lainnya, Indonesia mendapatkan USD 1,5 miliar untuk Pandemic Fund. Kita mesti tindaklanjuti ini, misalnya bagaimana disbursement uang tersebut, cara memanfaatkannya bila ada pandemi. Ini semua akan ditindaklanjuti oleh instansi terkait. Perlu ditindaklanjuti di WG agar menjadi langkah kongkrit.

TD: Apakah yang dimaksud dengan Gugus Tugas Khusus realisa[1]si proyek hasil KTT G20? Siapa saja yang terlibat?

DTD: Masih dalam pembahasan. Gugus Tugas maksudnya untuk mempertajam lagi tindak lanjut[1]nya. Meski tidak ada Gugus Tugas, masing-masing kementerian sudah tahu apa proyek yang harus ditindaklanjuti. G20 tidak berhenti meski Presidensi Indonesia sudah selesai. Jadi jalan terus

TD: Bagaimana bentuk dukungan Indonesia bagi Presidensi India di G20? Isu apa saja yang akan diperjuangkan Indonesia di G20 2023

DTD: Kita adalah Troika. Fungsinya untuk menjaga kesinambungan antar Presidensi. Tugas kita sekarang untuk menjaga apa yang kita capai. Di Bali Leaders Declaration banyak komitmennya. Kita mesti jamin agar itu terus berlanjut. Selain India punya inisiatif baru, dia juga berkewajiban menindaklanjuti kesepakatan sebelumnya. Tugas kita mengawal.

Inisiatif baru India fokus pada bidang bencana alam yang juga kepentingan Indonesia. Kita juga akan bekerjasama erat dengan India untuk mendorong penanganan isu bencana alam. India juga akan mencanangkan EG baru, yaitu Start-Up 20. Presidensi Indonesia adalah Presidensi pertama yang membentuk WG on Digital Economy. Kita akan terus kawal.

Satu hal yang perlu digarisbawahi, Presidensi Indonesia dianggap baik oleh semua orang. Akademisi, pemerintahan, bahkan semua negara menganggap Indonesia sangat sukses. Orang tidak menyangka kita berhasil dengan Bali Leaders Declaration yang isinya sangat substantif, memuat banyak komitmen dan concrete deliverables.

Don`t copy text!