Pemerintah RI memandang komunitas internasional perlu mensinergikan upaya-upaya nyata dan berkelanjutan untuk membantu perempuan dan mendorong pembangunan di Afghanistan.
International Conference on Afghan Women’s Education (ICAWE) 2022 berhasil menggalang dukungan internasional bagi perempuan di Afghanistan. Konferensi ini berhasil mendorong komitmen internasional, termasuk dari sektor swasta, untuk memberikan bantuan pendidikan dan kesehatan bagi perempuan di Afghanistan.
Diselenggarakan di Nusa Dua, Bali pada tanggal 8 Desember 2022, ICAWE merupakan inisiatif Indonesia dan Qatar dalam mendukung pemenuhan hak perempuan di Afghanistan. Bertindak sebagai cohost adalah Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi bersama dengan Asisten Menteri Luar Negeri Qatar, Y.M. Lolwah Al-Khater
ICAWE juga mencatat kehadiran sejumlah peserta di tingkat Menteri yakni Pakistan, Selandia Baru, Bos[1]nia Herzegovina, Norwegia, Belanda, Inggris, Turki, PEA, Arab Saudi, dan Uni Eropa. Mereka hadir secara luring, daring maupun melalui penyampaian pre-recorded statement
Pemerintah RI memandang komunitas internasional perlu mensinergikan upaya-upaya nyata dan berkelanjutan untuk membantu perempuan dan mendorong pembangunan di Afghanistan. Hal ini tercermin dalam sambutan Menteri Luar Negeri di ICAWE 2022 yang menekankan pentingnya komunitas internasional berfokus pada 3 (tiga) hal
Pertama, upaya menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pemajuan peran perempuan di Afghanistan. Kedua, jaminan pendidikan untuk semua, sekalipun di tengah konflik. Terakhir, memobilisasi dukungan internasional untuk pendidikan bagi perempuan Afghanistan
Penyelenggaraan ICAWE sendiri bersifat krusial dan relevan, karena menjadi pledging conference pertama yang secara khusus menggalang komitmen bantuan untuk pendidikan bagi perempuan Afghanistan.
Sebagai hak fundamental yang universal, pendidikan tidak diberikan secara merata di Afghanistan. Negara ini menjadi satu-satunya yang melarang partisipasi perempuan di sekolah menengah. Padahal, perempuan menempati 48,7% total penduduk di Afghanistan, sehingga perannya menjadi krusial dalam pembangunan.
Hilangnya akses perempuan terhadap pendidikan menengah berisiko menciptakan adanya lost educated generation secara signifikan di Afghanistan. Sementara, apabila perempuan dapat berpartisipasi dalam pendidikan dan lapangan pekerjaan, maka terdapat potensi kontribusi sebesar USD 5,4 miliar bagi ekonomi Afghanistan.
Bagi Indonesia, penyelenggaraan ICAWE 2022 juga memperkuat posisi Indonesia sebagai role model negara Islam moderat, yang meng advokasi pemberdayaan dan peran perempuan di seluruh bidang.
ICAWE 2022 juga menunjukkan konsistensi Indonesia dalam memfasilitasi proses perdamaian di Afghanistan. Konferensi ini melengkapi berbagai inisiatif Indonesia, seperti pertemuan ulama trilateral Indonesia-Qatar-Afghanistan serta pendekatan ulama OKI. Seluruh upaya inilah yang memantapkan posisi Indonesia sebagai bridge builder yang menjembatani berbagai kepentingan global dalam membantu Afghanistan.
ICAWE tidak bersifat one-off. Akan ada tindak lanjut internasional untuk walk the talk, termasuk berbagai kolaborasi dan inisiatif sejenis untuk pemenuhan hak perempuan Afghanistan. Melalui pendekatan konstruktif, Indonesia akan terus berkontribusi dalam mewujudkan Afghanistan yang damai, stabil, dan sejahtera.[]
Add Comment