Current Issue Desember 2022

INA-LAC Business Forum 2022 : Menjangkau Peluang di Seberang Pasifik

INA-LAC Business Forum 2022 telah berhasil memfasilitasi lebih dari 100 pertemuan bisnis dengan kesepakatan mencapai 16,57 juta dollar AS dalam bidang pertambangan, pertanian, dan properti, serta potensi kesepakatan 162,48 juta dollar AS pada sektor manufaktur dan pupuk

Diplomasi ekonomi Indonesia terus diarahkan untuk mendukung pemulihan ekonomi melalui perlu[1]asan pasar, percepatan perundi[1]ngan dagang, dan penguatan ke[1]mitraan. Hal tersebut dilakukan sebagai respon atas kondisi ekonomi global yang diperkirakan masih akan menghadapi tantangan berat pasca-pandemi.

Menanggapi hal tersebut, Direk[1]torat Jenderal Amerika dan Eropa menyelenggarakan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC Business Forum) pada 17-18 Oktober 2022 dengan mengambil tema “Transforming into a New Era”.

INA-LAC Business Forum merupakan flagship program yang telah diselenggarakan sejak 2019 guna diversifikasi pasar ekspor ke Amerika Latin dan Karibia (Amlatkar). Forum ini memberikan kesempatan bagi pelaku bisnis, pejabat tinggi pemerintah, dan pemangku kepentingan terkait di Amlatkar untuk mengeksplorasi strategi kerja sama ekonomi yang konkret sekaligus memperluas jaringan bisnis.

Pada sesi pembukaan INA-LAC Business Forum 2022, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menggarisbawahi pentingnya mendorong ekspansi pasar melalui perjanjian dagang, menjaring potensi di bidang ekonomi digital, serta meningkatkan integrasi perekonomian Indonesia dan Amlatkar ke dalam rantai pasok global, khususnya di sektor ekonomi hijau.

Forum ini juga menyelenggarakan diskusi panel bertema “Business Models in a Post-pandemic Era: Towards Digitalization of the Economy” yang secara garis besar membahas penguatan ekosistem digital, identifikasi peran teknologi dalam mewujudkan aktivitas ekonomi baru, dan penciptaan talenta digital.

INA-LAC Business Forum 2022 telah berhasil memfasilitasi lebih dari 100 pertemuan bisnis dengan kesepa[1]katan mencapai 16,57 juta dollar AS dalam bidang pertambangan, pertanian, dan properti, serta potensi kesepakatan 162,48 juta dollar AS pada sektor manufaktur dan pupuk.

Dalam bidang investasi, sejalan dengan arahan Presiden RI untuk meningkatkan nilai tambah hasil produk pertambangan, tercatat rencana penanaman modal 8 miliar dollar AS oleh ValeSA asal Brasil bersama mitranya untuk pengembangan nikel di Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat mendukung industri baterai kendaraan listrik.

Forum bisnis juga telah menghasilkan sejumlah penandatanganan kesepakatan kerja sama, antara lain Memorandum of Understanding (MoU) KADIN Indonesia dan Kamar Dagang Sao Paulo Brasil, MoU PT Dami Mas Sejahtera dengan Diana Industries (Venezuela), MoU PT Mitra Dinamika Sejahtera dengan APFIA SRL (Republik Dominika), dan Letter of Intent (LoI) Agro Investama Group dengan Groupo Campo (Argentina).

Strategi Pengembangan Kerja Sama Ekonomi

Peluang Indonesia untuk meningkatkan hubungan dagang dengan negara-negara di Amlatkar masih terbuka lebar. Guna membawa hubungan kearah yang lebih bermanfaat dan berkelanjutan, setidaknya terdapat tiga strategi yang dapat dilakukan. 

Pertama, mendorong perjanjian perdagangan dengan kawasan Amlatkar, baik dari sisi bilateral maupun regional. Perjanjian perdagangan dipandang mampu membangun akses sekaligus mengatasi hambatan perdagangan dengan mitra baru.

Indonesia telah memiliki Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA dengan Chile sejak 10 Agustus 2019. Indonesia juga sedang dalam proses merundingkan perjanjian perdagangan dengan Mercado Común del Sur/Mercosur yang beranggotakan Brasil, Argentina, Uruguay, dan Paraguay.

Kedua, Indonesia perlu membangun ruang bagi pelaku usaha di Indonesia dan Amlatkar untuk saling menjalin kontak. Ruang bertemu tidak harus diwujudkan dalam bentuk pameran dagang di gedung-gedung pertemuan

Perkembangan digital telah memungkinkan pertemuan dan perundingan bisnis secara virtual. Hal tersebut telah diadopsi pada kegiatan tahunan Trade Expo Indonesia (TEI) dan INA-LAC Business Forum. Langkah ini juga dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk menjalin kontak bisnis dengan mitranya di Amlatkar.

Ketiga, mengembangkan dan mengelola hubungan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Perekonomian global dewasa ini telah menciptakan sektor penggerak baru seperti ekonomi digital dan ekonomi hijau. 

Dalam konteks ekonomi digital, perlu didorong adanya diskusi dan interaksi yang konstruktif terutama dalam hal pendanaan. Kemudian dalam konteks ekonomi hijau, Indonesia dan negara-negara di Amlatkar dapat bekerja sama dalam memanfaatkan peluang tren peningkatan industri komponen kendaraan listrik di rantai pasokan global.

Perluasan ke pasar baru ini juga telah mendapat perhatian dari negara-negara di Amlatkar, sehingga sudah saatnya bagi Indonesia melirik peluang ekonomi dari seberang Pasifik.

Don`t copy text!