Oleh : Adhitya Wisadha
ASEAN menghadapi tantangan eksternal dan internal yang cukup berat, termasuk melanjutkan proses pembangunan ASEAN di tengah ketidakpastian geopolitik dan geoekonomi global serta di[1]namika Myanmar. Melalui regionalisme yang terbentuk lebih dari lima dekade, ketahanan ASEAN terhadap perubahan lingkungan strategis di sekitar Asia Tenggara dan lebih luas kawasan Asia Pasifik dan Samudera Hindia, terus diuji. Dalam menghadapi tantangan ini, Indonesia menegaskan pentingnya penguatan kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN. Hal ini diwujudnyatakan dalam hasil kerja gugus tugas tingkat tinggi yang merekomendasikan sejumlah elemen penting untuk memperkuat ASEAN ke depan.
Pesan ini juga menjadi kunci bagi ASEAN untuk tetap relevan. Menyambung hal ini, pada KTT Pleno ke-40 ASEAN di Phnom Penh, Kamboja pada Jumat, 11 November 2022, Presiden RI, Joko Widodo menekankan tiga pesan utama bagi ASEAN ke depan. Pertama, menjaga kepatuhan terhadap piagam ASEAN. Kedua, kapasitas dan efek[1]tivitas kelembagaan yang harus diperkuat untuk menjangkau visi masa depan ASEAN yang harus dapat lebih adaptif, responsif, dan
berdaya saing. Ketiga, ASEAN perlu mewujudkan ketangguhan kawasan yang mampu membangun ketahanan pangan dan energi, kemandirian kesehatan, dan stabilitas keuangan kawasan. ASEAN menjadi agenda-setter dalam memajukan prioritas tersebut. Para pemimpin ASEAN juga menyepakati rekomendasi penguatan kapasitas ASEAN dan efektivitas kelembagaan
Tahun 2022, ASEAN yang telah menginjak usia ke-55 tahun juga menghasilkan sejumlah capaian strategis yang dihasilkan melalui KTT ke-40 dan ke-41 ASEAN. Pertemuan tingkat tinggi tahunan ASEAN ini menghasilkan kesepakatan, antara lain: ASEAN menyepakati secara prinsip keanggotaan Timor-Leste di ASEAN sebagai anggota ke-11 melalui ASEAN Leaders’ Statement on the Application of Timor-Leste to ASEAN.
Dalam kaitan Myanmar, para Pemimpin ASEAN juga membahas perkembangan implementasi Lima Poin Konsensus dan situasi di Myanmar melalui sesi Retreat. Pertemuan menghasilkan ASEAN Leaders’ Review and Decision on the Implementation of the Five[1]Point Consensus terkait implementasi Lima Poin Konsensus yang disepakati para Pemimpin ASEAN pada ASEAN Leaders’ Meeting 2021.
Menjangkau ASEAN Pasca 2025
Berkaitan dengan penguatan ASEAN, Masyarakat ASEAN berada pada titik penting dalam perjalanan menuju realisasi Visi Masyarakat ASEAN 2025 dan menghadapi pergeseran global yang transformatif; geopolitik, teknologi, lingkungan, dan juga sosial.
Menjelang pencapaian ASEAN di 2025, sejak 2020 para Pemimpin ASEAN telah memandatkan pembentukan suatu Gugus Tugas Tingkat Tinggi (HLTF) yang membahas kelanjutan Visi ASEAN pasca 2025. Sebelum KTT ke-40 ASEAN, HLTF pun telah merampungkan dua pem[1]bahasan penting, antara lain: elemen inti (core elements) untuk Visi Masyarakat ASEAN Pasca-2025 dan agenda prioritas Indonesia terkait penguatan kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN menindaklanjuti keputusan para Menteri Luar Negeri ASEAN di AMM Retreat 2022
ASEAN perlu menegaskan sentralitas diplomatik, geografis, dan kelembagaan ASEAN yang juga berpengaruh terhadap situasi politik, keamanan, dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik. Karena itu, sangat mendasar bagi ASEAN untuk melengkapi Visi Pasca-2025 nantinya dengan penguatan kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN
Indonesia berpandangan agar penguatan kapasitas dan efektivitas kelembagaan juga harus menjangkau jangka waktu yang panjang, hingga 20 tahun ke depan. Visi ASEAN Pasca-2025 pun harus memiliki kesinambungan dan dibangun di atas wawasan ke depan. Pada prosesnya, ASEAN juga secara mekanis akan menerjemahkan visi ke depan melalui garis aksi konkret. Secara umum, mempertahankan sentralitas ASEAN, persatuan dan sinergisitas di tengah keragaman, meningkatkan konektivitas, dan meningkatkan kemitraan digital merupakan sebagai agenda visi ASEAN ke depan. HLTF akan melanjutkan pembahasan ini di Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023
Menyambut Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023
Di penghujung rangkaian KTT ke[1]40 dan KTT ke-41 ASEAN, Indonesia juga menerima estafet keketuaan ASEAN dari Kamboja dan akan menjadi Ketua ASEAN pada 2023. Secara simbolis, Presiden RI, Joko Widodo, menerima palu dari Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, sebagai serah terima keketuaan ASEAN.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyampaikan pentingnya ASEAN menjadi kawasan yang stabil dan damai, dan menjadi jangkar stabilitas dunia dengan terus konsisten menegakkan hukum internasional dan tidak menjadi proxy siapapun. ASEAN juga harus menjadi kawasan yang ekonominya tumbuh cepat, inklusif, dan berkelanjutan. Dengan demikian, penguatan kapasitas ASEAN diarahkan untuk mampu menjawab tantangan 20 tahun ke depan.
Indonesia secara resmi mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Menlu RI dalam press briefing-nya menekankan bahwa “Indonesia ingin menjadikan Kawasan Asia Tenggara tetap menjadi pusat pertumbuhan”. Melihat resiliensi ekonomi regional saat ini, tema keketuaan Indonesia berupaya menjaga agar ASEAN mampu menjadi motor stabilitas kawasan dan menjaga sentralitasnya. “Indonesia menginginkan agar ASEAN tetap penting dan relevan, to make ASEAN Matters.”
Add Comment