Pada tanggal 19 Agustus 2022 Kementerian Luar Negeri RI memperingati Hari Ulang Tahun ke-77. Peringatan hari ulang tahun pada 2022 dirayakan dengan nuansa yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena diisi dengan berbagai kegiatan termasuk di[1]antaranya kegiatan kuliah umum yang diselenggarakan secara tatap muka langsung serentak di 45 universitas dan 1 lembaga pendidikan sekolah di 37 provinsi seluruh Indonesia. Kuliah umum dihadiri oleh mahasiswa, rektor, pembantu rektor, dekan, dosen dan pengurus perguruan tinggi.
Kuliah Umum yang bertemakan “Indonesia dan Dinamika Dunia” tersebut diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman publik terkait politik luar negeri dan diplomasi yang meng[1]akar pada kepentingan nasional. Kuliah umum ini juga dimaksudkan untuk memupuk rasa bangga sebagai bangsa Indonesia yang kepemimpinannya telah diakui dunia dan sekaligus menyongsong era Indonesia Emas 2045.
Kuliah umum diawali dengan sam[1]butan pengantar oleh Menteri Luar Negeri secara daring sinkronus pada civitas akademika di seluruh provinsi dan kemudian dilanjutkan oleh pejabat setingkat Duta Besar, Eselon I, Eselon II, dan Diplomat Ahli Madya di lingkungan Kementerian Luar Negeri. Dalam sambutannya, Menteri Luar Negeri mengajak seluruh mahasiswa untuk memperkuat persatuan dan berperan serta membangun bangsa. Lebih lanjut Menteri Luar Negeri me[1]nyampaikan “Di tengah dinamika dunia yang penuh tantangan, kita harus berkontribusi dan menjadi bagian aktif dari solusi. Indonesia harus menjadi negara yang stabil, makmur, berkeadilan bagi semua serta mampu terus berkontribusi bagi perdamaian dunia. Semua itu tentunya memerlukan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk civitas akademika.”
Mengawali kuliah umum, para narasumber Kementerian Luar Negeri yang hadir secara tatap muka antara lain menyampaikan bahwa pada saat merayakan 1 abad kemerdekaan, Indonesia diproyeksikan menjadi negara ekonomi terbesar ke-4 dunia dengan pendapatan per kapita mencapai US$ 29. 300. Pada saat yang sama Indonesia memiliki bonus demografi usia produktif yang mencapai 64% dari total penduduk 297 juta jiwa. Pada tahun 2045, Indonesia akan menjadi salah satu pasar terbesar dunia dengan kualitas sumber daya manusia yang produktif, inovatif dan memiliki daya saing yang tinggi.
Tantangan dunia saat ini sangat kompleks, semua bangsa menghadapi berbagai macam krisis global pada saat yang bersamaan. Belum selesai berjuang melawan pandemi COVID-19 selama kurang lebih 2,5 tahun, terjadi perang di Ukraina yang berpotensi mengakibatkan krisis pangan, energi dan keuangan. Di saat yang sama dunia dihadapkan pada ancaman perubahan iklim nyata. Bagi negara kepulauan kecil, ancaman perubahan iklim adalah masalah survival sebuah bangsa. Tidak ada satupun negara,
sebesar dan semaju apapun yang dapat mengatasi krisis global terse[1]but sendiri. Spirit kolaborasi dan kerja sama global seharusnya semakin tebal. Namun kondisi saat ini malah sebaliknya, rivalitas di antara major power semakin menajam, Me First Policy semakin menguat. Trust Deficit semakin mencuat atau kadar kepercayaan antara negara semakin menipis.
Diplomasi Indonesia akan terus bekerja tegak lurus untuk memperjuangkan kepentingan nasional dan di saat yang sama akan berkontribusi bagi dunia yang lebih baik dan berkontribusi bagi perubahan yang lebih baik Pertama, kontribusi diplomasi da[1]lam mengatasi krisis kesehatan PANDEMI COVID-19. Sejak awal pandemi, mesin diplomasi telah bekerja siang malam untuk memenuhi kebutuhan peralatan me[1]dis dalam penanganan COVID-19 termasuk alat diagnostik, APD dan vaksin. Diplomasi Vaksin dilakukan untuk meratakan jalan dan mem[1]buka akses vaksin COVID-19 bagi masyarakat Indonesia
Diplomasi vaksin telah berhasil mengamankan lebih dari setengah milyar dosis vaksin (510. 531. 225 dosis) baik melalui skema kerja sama bilateral maupun multilateral. Dari seluruh jumlah vaksin tersebut, Indonesia berhasil memperoleh 130.662.976 dosis vaksin secara gratis atau sekitar 25.59%. Kedua, kontribusi diplomasi terhadap perdamaian dan kemanusiaan. Perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi ruh politik luar negeri Indonesia. Diplomasi Indonesia terus berkontribusi aktif dalam membantu rakyat Afghanistan, mendorong perdamaian di Ukraina, dan mengembalikan demokrasi di Myanmar.
Ketiga, diplomasi Indonesia berperan penting dalam mendorong pemulihan ekonomi dunia pasca pandemi. Ditengah situasi yang sulit ini, sebagai Presiden G-20, Indonesia terus menjalankan kepemimpinannya di G20. Indonesia terus meyakinkan semua anggota, bahwa harapan dunia agar G20 tetap menjadi katalis pemulihan ekonomi global menjadi semakin besar. Dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi global, Presi[1]densi Indonesia mendorong kerja sama konkret dalam tiga bidang prioritas agar dunia bisa pulih lebih cepat bangkit lebih kuat (Recover Together, Recover Stronger). Prioritas pertama yaitu penguatan arsi[1]tektur ketahanan kesehatan global. Pandemi ini mengajarkan bahwa krisis kesehatan dapat menyebabkan keterpurukan ekonomi dalam waktu singkat. Prioritas kedua ya[1]itu transisi energi yang terjangkau. Tidak dapat dipungkiri bahwa ekonomi hijau merupakan masa depan dunia. Prioritas ketiga yaitu transformasi digital yang inklusif. Ini bagian upaya dorong penguat[1]an kontribusi UMKM dalam per[1]ekonomian
Kuliah umum telah mendapatkan apresiasi dari civitas akademika dan mengharapkan agar kegiatan yang sama dapat dilakukan secara berkelanjutan guna mendapatkan perkembangan terbaru terkait kip[1]rah diplomasi Indonesia di tengah perubahan konstelasi dunia yang begitu cepat. Kegiatan kuliah umum polugri serentak tersebut mencatat rekor dan mendapat penghargaan da[1]lam kategori pelaksanaan Kuliah Umum Politik Luar Negeri Serem[1]pak di Provinsi Terbanyak yang dikukuhkan oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Pihak MURI mengharapkan catatan dan rekor yang tercetak tidak hanya menjadi pengetahuan mengenai diplomasi Indonesia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi para mahasiswa dan civitas akademika di Indonesia untuk selalu berupaya memberikan kontribusi nyata untuk berbagai lapisan masyarakat Indonesia dan juga seluruh umat manusia.[
Add Comment