Pelaksanaan Kerjasama Teknis antar Negara Berkembang (KTNB) di bidang pelatihan pertanian didasarkan oleh hasil Konferensi Internasional pada tahun 1978 di Buenos Aires, Argentina. Pembahasan lebih mendalam mengenai KTNB kemudian dilanjutkan melalui Pertemuan Tingkat Tinggi dan berbagai pertemuan internasional lainnya, termasuk berbagai resolusi dan Deklarasi Majelis Umum PBB tentang KTNB yang merupakan kesepakatan dan keputusan formal bangsa-bangsa di dunia.
Untuk itu maka Pemerintah RI kemudian membentuk Tim Pengarah KTNB yang terdiri dari unsur-unsur Departemen Luar Negeri, Departemen Keuangan, Bappenas dan Sekretariat Kabinet RI. KTNB Bidang Pertanian ini kemudian dirintis pelaksanaannya melalui penawaran program pelatihan pertanian kepada negara-negara berkembang lainnya.
Dari segi pembiayaan, pelaksanaan program KTNB ini mempunyai beberapa bentuk pembiayaan. Pertama adalah sebagian besar biaya pelaksanaan program KTNB ini ditanggung oleh Pemerintah Indonesia, yaitu dari anggaran APBN berupa DIP KTNB yang dikelola oleh Proyek KTNB Sekretariat Negara, dan sebagian lainnya diperoleh dari dana yang dialokasikan oleh UNDP-IFF.
Bentuk yang ke-dua, pembiayaan program KTNB ini ditanggung bersama antara Pemerintah Indonesia dengan negara maju tertentu, misalnya Jepang. Bentuk yang ke-tiga, pembiayaan program KTNB ini ditanggung sepenuhnya oleh negara tertentu, seperti misalnya Belanda, dimana dalam hal ini Pemerintah Indonesia hanya menyediakan fasilitas pelatihannya saja.
Bentuk yang ke-empat, pembiayaan program KTNB ini ditanggung bersama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah negara peserta atas dasar persetujuan. Yaitu seperti ketika Indonesia mengirim tenaga ahli pertanian ke Tanzania dengan menggunakan dana DIP KTNB dan UNDP-IFF, sedangkan untuk biaya transportasi lokal ditanggung oleh Pemerintah Tanzania.
Bentuk yang ke-lima, pembiayaan program KTNB ini ditanggung sepenuhnya oleh negara maju atau organisasi internasional tertentu seperti FAO, WHO dan sebagainya, dimana dalam hal ini Pemerintah Indonesia hanya menyediakan fasilitas diklatnya saja. KTNB Bidang Pertanian ini dilakukan dalam bentuk kerjasama bilateral dan multilateral dan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan bagi para petugas pertanian dari negara-negara berkembang. Program KTNB Bidang Pertanian yang dilaksanakan meliputi; pelatihan teknik budidaya komoditi pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan; manajemen usaha tani; penyuluhan pertanian; pengendalian hama terpadu; irrigasi; perencanaan pembangunan pertanian, dan lain sebagainya.
Jumlah peserta program KTNB Bidang Pertanian, sejak dimulai pada tahun 1980 sampai dengan tahun 2008 telah mencapai sekitar 1.630 orang yang berasal dari sekitar 70 negara di kawasan Asia (termasuk Asia Timur), Afrika, Pasifik, dan Amerika Latin. Program KTNB Bidang Pertanian yang telah dilaksanakan berjumlah sekitar 35 kegiatan yang meliputi kegiatan pelatihan dan workshop.
Khusus untuk pelaksanaan program KTNB Bidang Pertanian yang memperoleh bantuan pembiayaan dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA), pesertanya hanya berasal dari negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik saja. Negara-negara yang telah menjadi peserta program KTNB Bidang Pertanian di Indonesia, antara lain adalah; Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Burkina Faso, China, Comoro, Cameroon, Cambodia, Ethiopia, Fiji, Gambia, Ghana, Ivory Coast, India, Iraq, Kenya, Korea Selatan, Lao PDR, Liberia, Madagaskar, Malaysia, Maldives, Marshal Island, Mesir, Myanmar, Mongolia, Mozambique, Nepal, Nigeria, Pakistan, Panama, Peru, Phillipina, Papua New Guinea, Samoa Barat, Senegal, Singapore, Solomon Island, Sri Lanka, Sudan, Suriname, Tanzania, Thailand, Timor Leste, Tonga, Turki, Uganda, Vietnam, Zambia, Zimbabwe, dan lain-lainnya.
Pelaksanaan program KTNB Bidang Pertanian dilakukan tersebar di beberapa propinsi di Indonesia, yaitu di Balai Besar Diklat Agribisnis (BBDA) Perkebunan Teknologi Lahan Rawa di Jambi, BBDA Peternakan dan Kesehatan Hewan di Cinagara-Bogor, BBDA Holtikultura di Lembang-Bandung, BBDA Tanaman Pangan dan Tanaman Obat di Ketindan-Lawang, BBDA Persusuan dan Teknologi Hasil Ternak di Batu-Malang, BBDA Perkebunan dan Teknologi Pasang Surut di Binuang-Banjarmasin, BBDA Ternak Potong dan Teknologi Lahan Kering di Kupang, Pusat Manajemen Pengembangan SDM Pertanian di Ciawi-Bogor, dan Balai Besar Diklat Mekanisasi Pertanian di Batangkaluku-Makasar.
Add Comment