“Kepemimpinan G20 telah berlanjut ke India, namun bukan berarti tugas Indonesia sudah selesai,” ujar Duta Besar Dian Triansyah Djani, selaku Co-Sherpa G20 Indonesia, pada Pertemuan Sherpa G20 pertama di bawah Presidensi G20 India di Udaipur, India, tanggal 4-7Desember 2022.
India secara resmi telah memulai rangkaian pertemuan Presidensi G20, melanjutkan Presidensi G20 Indonesia yang telah berakhir 30 November lalu. Pertemuan Sherpa pertama yang diadakan di kota Udaipur ini menjadi penentu arah diskusi bagi negara-negara G20 dalam menyikapi berbagai tantangan global saat ini.
Presidensi India menyoroti berba[1]gai isu yang menjadi perhatian dunia seperti pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs), Climate Finance, Green Development, transfer teknologi, infrastruktur digital, pemajuan peran perempuan dalam pembangunan, dan penguatan multilateralisme.
“Hampir seluruh prioritas Presi[1]densi G20 India sejalan dengan prioritas kita sebelumnya. Beberapa yang mereka lengkapi antara lain pembahasan tentang Disaster Risk Reduction (DRR) dan diskusi engagement group baru, yaitu Start-up 20”, ujar Duta Besar Djani yang mewakili Indonesia, bersama Dr. Edi Prio Pambudi, Deputi VII Kemenko Perekonomian.
Kesinambungan pembahasan isu sangat penting bagi efektivitas dan efisiensi G20, sehingga memudahkan monitoring dan evaluasi berbagai kesepakatan yang diraih. Sekaligus juga untuk menindaklanjuti berbagai kesepakatan bilateral dan multilateral pada KTT G20 di Bali bulan lalu, serta untuk memastikan semua proyek, program, dan insiatif dapat segera dieksekusi secara cepat.
Melanjutkan kepemimpinan Indonesia di G20 pada tahun 2022, ke depan, Presidensi G20 secara berturut-turut akan dipimpin oleh negara-negara berkembang. Setelah Indonesia adalah India (2023), Brazil (2024), dan Afrika Selatan (2025). Kepemimpinan negara-negara berkembang tersebut dapat membantu menavigasi arah diskusi dan pencapaian kesepakatan-kesepakatan di forum G20 yang lebih mendengarkan keprihatinan negara berkembang.
“Indonesia telah memberikan contoh yang ideal tentang bagaimana seharusnya Presidensi bekerja dan mencapai target, meskipun di tengah masa yang penuh dengan ketidakpastian.” Amitabh Kant, Sherpa G20 India
“Ini merupakan momen langka, kesempatan yang harus diman[1]faatkan semaksimal mungkin sejak dini untuk lebih menyuarakan kepentingan negara berkembang di forum bergengsi sebesar G20 ini”, lanjut Dubes Djani, yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Menlu RI untuk Program-Program Prioritas.
Sementara itu, Sherpa G20 India Amitabh Kant dan banyak anggota G20 lainnya juga menyampaikan apresiasi yang tinggi bagi Presidensi Indonesia yang telah menavigasi G20 di tahun 2022, di tengah situasi geo-politik yang tidak menentu dan menajamnya perbedaan. Indonesia juga dinilai telah berhasil menjaga keutuhan G20 dengan dicapainya G20 Bali Leaders’ Declaration secara konsensus, yang sempat diragukan oleh banyak pihak.
“Indonesia telah memberikan contoh yang ideal tentang bagaimana seharusnya Presidensi bekerja dan mencapai target, meskipun di tengah masa yang penuh dengan ketidakpastian,” ujar Amitabh yang baru diangkat sebagai Sherpa G20 India pada Juli 2022 lalu.
Presidensi G20 India menjadwalkan lebih dari 200 pertemuan di jalur sherpa. Paska pertemuan Sherpa pertama, Presidensi India akan memulai rangkaian pertemuan di tingkat working groups G20 yang saat ini berjumlah 13, selain juga pertemuan Research and Innovation Informal Gathering (RIIG) dan Empower Initiatives.
Pertemuan tingkat Sherpa merupakan pertemuan tingkat tertinggi dalam tatanan persidangan G20, sebelum pertemuan di level kepala negara/pemerintahan. Para Sherpa negara G20 adalah pejabat yang mewakili para kepala negara untuk merundingkan berbagai kesepakatan dan prioritas.
Kesepakatan yang dicapai di tingkat Sherpa G20 merupakan kesepakatan final yang nantinya akan diadopsi oleh Pimpinan negara G20, sebagaimana proses yang telah dilalui Indonesia dalam melahirkan Deklarasi Kepala Negara pada KTT G20 di Bali 15-16 November 2022
Add Comment