TIGA PRIORITAS UTAMA PRESIDENSI G20 INDONESIA: Penguatan Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Digital, dan Transisi Energi
Presidensi G20 Indonesia mengusung semangat pulih bersama, di bawah tema besar Recover Together, Recover Stronger: Sebagai tindak lanjut Rome Declaration pada KTT G20 Roma dan dalam upaya mempercepat pemulihan dunia, Presidensi G20 Indonesia memiliki 3 (tiga) sektor prioritas yaitu Penguatan Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Digital, dan Transisi energi.
Tiga sektor tersebut adalah kunci untuk memberdayakan dunia, dan menuju pemulihan ekonomi yang resisten dan berkelanjutan. Pertama, dalam penguatan arsitektur kesehatan global, hal ini terkait bagaimana memperkuat kesiapan, daya tanggap, dan daya respons dunia dalam menangani pandemi dan berbagai darurat kesehatan masa depan. Kedua, transformasi digital akan menjadi salah satu solusi utama dalam menggerakkan ekonomi di saat pandemi.
Salah satu agenda untuk digital ini adalah peningkatan digital skills dan digital literacy, dimana kita juga menyasar akses digital bagi kalangan rentan dan UMKM, yang terbukti dapat bertahan selama masa pandemi dengan dukungan digitalisasi. Dalam hal ini, Transformasi Digital memastikan transisi digital yang inklusif bagi pertumbuhan dan pembangunan.
Ketiga, Indonesia ingin mendorong transisi energi, yang menuju energi baru dan terbarukan. Khususnya, memastikan dukungan tersedia bagi negara berkembang dalam mencapai transisi energi. Indonesia mendorong agenda investasi dan transfer teknologi di sektor ini. Dua hal tersebut sangat penting untuk negara[1]negara berkembang.
Dalam hal ini, Presidensi G20 Indonesia mendorong G20 untuk berperan dalam memastikan ketersediaan teknologi bersih yang terjangkau. Dalam ketiga sektor ini, Pemri memiliki peran yang strategis ke depannya, baik dalam lingkup bilateral, regional, dan multilateral. Banyak peluang yang dapat ditindaklanjuti melalui diplomasi, misalnya: aspek kerja sama investasi, pendanaan pembangunan, atau transfer teknologi.
Dalam jalur Sherpa, pembahasan isu dibahas dalam 11 Working Group dan 1 Inisiatif yang mencakup isu ekonomi digital, kesehatan, transisi energi, pembangunan, pendidikan, ketenagakerjaan, lingkungan dan iklim, pertanian, anti-korupsi, perdagangan dan investasi, pariwisata serta inisiatif Women Empowerment.
Agenda Prioritas Jalur Keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022
1. Exit Strategy to Support Recovery Membahas bagaimana melindungi negara-negara yang masih menuju pemulihan ekonomi (terutama negara berkembang) dari efek limpahan (spillover) exit policy yang diterapkan oleh negara yang lebih dahulu pulih ekonominya (umumnya negara maju).
2. Adressing Scaring Effect to Secure Future Growth Mengatasi dampak berkepanjangan (scarring effect) krisis dengan meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan jangka panjang, memperhatikan ketenagakerjaan, rumah tangga, sektor korporasi, dan sektor keuangan.
3. Payment System in Digital Era Standar pembayaran lintas batas negara (CBP), serta prinsip-prinsip pengembangan CBDC (General Principles for Developing CBDC).
4. Sustainable Finance Membahas risiko iklim dan risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon, dan sustainable finance (keuangan berkelanjutan) dari sudut pandang makroekonomi dan stabilitas keuangan
5. Digital Financial Inclusion Memanfaatkan open banking untuk mendorong produktivitas dan mendukung ekonomi dan keuangan inklusif bagi underserved community yaitu wanita, pemuda, dan UMKM, termasuk aspek lintas batas. 6. International Taxation Membahas perpajakan internasional, utamanya terkait dengan instantasi Framework bersama OECD/G20 mengenai strategi perencanaan pajak yang disebut Base Erotion and Profit Shifting (BEPS).
Manfaat untuk Indonesia
Manfaat strategis Presidensi G20 Indonesia melingkupi berbagai sektor diantaranya manfaat ekonomi, politik, dan pembangunan sosial. Manfaat ini dapat ditimbulkan dari penyelenggaraan rangkaian pertemuan G20 di Indonesia. Lebih dari 20 ribu delegasi G20 dan peserta internasional lainnya diperkirakan akan hadir di Indonesia sepanjang masa Keketuaan, termasuk dari kalangan media. Direncanakan lebih dari 150 pertemuan G20 akan diselenggarakan di berbagai daerah dan kota di Indonesia, dengan acara puncak yaitu KTT G20 diselenggarakan pada akhir tahun 2022.
1. Di bidang ekonomi, dampak langsung penyelenggaraan Presidensi G20 ialah peningkatan penerimaan devisa negara melalui kehadiran delegasi dan peserta internasional.
2. Berdasarkan pengalaman Presidensi sebelumnya, ada dampak ekonomi dari penyelenggaraan G20 terhadap ekonomi lokal host country.
3. Presidensi G20 terdahulu selalu memilih tempat pertemuan di kota pariwisata atau bersejarah, terutama untuk memperoleh efek ekonomi dan pariwisata.
4. Di bidang politik, sebagai Presiden G20 tahun 2022, Indonesia dapat mengusung isu-isu strategis, mendorong kerja sama, menentukan agenda setting, hingga mendorong adanya hasil konkret.
5. Di bidang pembangunan sosial, Presidensi G20 adalah momentum bagi Indonesia untuk tunjukkan bahwa Indonesia is open for business, dengan menampilkan kemajuan pembangunan Indonesia, dan potensi investasi, di Indonesia.
6. Dari showcase ini, target kita adalah kepercayaan dunia terhadap Indonesia. Dari kepercayaan ini, dapat menghasilkan peningkatan komitmen investasi dan bisnis dan dapat berkontribusi terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
7. Dari showcase ini, target kita adalah kepercayaan dunia terhadap Indonesia. Dari kepercayaan ini, dapat menghasilkan peningkatan komitmen investasi dan bisnis dan dapat berkontribusi terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.[]
Add Comment