Menjelang akhir triwulan pertama 2009, Departemen Luar Negeri (Deplu) RI telah menjadi pelopor, karena untuk pertama kalinya sebuah instansi pemerintah memenuhi standar internasional ISO 9001:2008 didalam proses rekrutmen pegawai. Suatu proses yang telah dijalankan secara konsisten sejak tahun 2002, bebas KKN dan transparan, karena semata-mata hanya didasarkan kepada kompetisi dan kompetensi.
Pembenahan proses rekrutmen pegawai di Deplu merupakan salah satu unsur penting dalam reformasi birokrasi atau “benah diri” yang dijalankan sejak 2001, yaitu sebagai upaya membenahi ”mesin diplomasi” RI agar lebih mampu menghadapi berbagai tantangan diplomasi masa kini dan masa depan, yang diawali dengan restrukturisasi organisasi departemen, organisasi perwakilan, dan pembenahan profesi.
Hal itu untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan memiliki kompetensi tinggi. Dengan sertifikasi ISO 9001:2008 ini maka proses rekrutmen pegawai Deplu telah dibakukan dalam satu sistem yang akan terus terjaga konsistensinya. Apalagi sejak tahun yang sama Deplu juga menginisiasi kegiatan annual lecture yang merupakan agenda tahunan untuk mengenang para tokoh diplomasi di kampus-kampus di seluruh Indonesia. Dengan annual lecture ini generasi muda diharapkan dapat lebih mengenal para tokoh pejuang bangsa, khususnya para tokoh pejuang diplomasi Indonesia, disamping juga membahas berbagai aspek kegiatan diplomasi Indonesia serta perkembangannya sebagai wujud penghargaan kepada para tokoh diplomasi.
Sebagaimana diketahui kemerdekaan Indonesia diraih melalui perjuangan fisik dan diplomasi atau struggle and diplomacy. Struggle dalam upaya melawan penjajah yang ingin kembali menguasai dan menduduki negeri ini, dan diplomacy sebagai perjuangan guna memperoleh pengakuan recognition atas republik yang diproklamasikan. Karena itu struggle and diplomacy ini menjadi dua sisi dari satu mata uang, yang satu menentukan keberhasilan lainnya.Tapi sayangnya dalam catatan sejarah perjuangan kita, sisi diplomasi ini kurang mendapat tempat, banyak para tokoh pejuang diplomasi yang kurang dikenal dan seringkali sisi diplomasi dikontraskan dengan sisi perjuangan fisik. Padahal pada masa awal berdirinya republik ini, khususnya periode 1945-1950, tugas diplomasi adalah tugas yang sangat tidak mudah. Karena hukum internasional pada waktu itu tidak mengenal konsep bangsa atau negara terjajah untuk merdeka.
Karena itu upaya Menlu untuk terus mempertahankan semangat perjuangan diplomasi ini adalah upaya yang harus didukung secara penuh, apalagi terkait dengan upaya rekrutmen diplomat, tentunya selain mendapatkan calon diplomat yang handal dan berkualitas, Deplu juga akan mendapatkan calon diplomat yang memahami dan menghayati diplomasi Indonesia secara utuh.
Mulai edisi April-Mei 2009, tabloid Diplomasi hadir kepada para pembaca sekalian, dengan tampilan baru. hal ini dimaksudkan agar tabloid Diplomasi tampil lebih fresh dengan semangat dan gagasan-gagasan baru, sehingga para pembaca sekalian juga lebih fresh dan bersemangat dalam membaca ataupun menyampaiakan ide dan saran. selamat membaca.
Add Comment