Februari 2015

INDIAN OCEAN RIM ASSOCIATION (IORA) PERAN Indonesia Memperkuat KERJASAMA DI KAWASAN SAMUDERA INDIA

INDIAN OCEAN RIM ASSOCIATION (IORA)

PERAN INDONESIA Memperkuat KERJASAMA DI KAWASAN SAMUDERA INDIA

 

Firdaus Dahlan

Direktur PADA Sekretariat IORA DI Mauritius

 

Asosiasi Negara-negara di kawasan Samudera Hindia atau “Indian Ocean Rim Association” (IORA)  masih asing ditelinga sebagian besar masyarakat atau bahkan mungkin di dunia pendididikan, sekolah-sekolah atau perguruan tinggi di Indonesia. Padahal Samudera Hindia adalah halaman depan Indonesia yang merupakan samudera terbesar ketiga di planet ini yang menyediakan sumber kehidupan bagi para nelayan Indonesia, khususnya sepanjang pantai Barat pulau Sumatera dan Jawa. Tidak hanya itu, Samudera Hindia menjadikan Indonesia secara geografis dan geo-strategis menjadi sangat penting dalam konteks kepentingan ekonomi dan juga pertahanan keamanan global.

Visi Presiden Jokowi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai Negara maritim sangat terkait dengan kepentingn Indonesia di Samudera Hindia. Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, laut a dalah masa depan bagi ekonomi Indonesia. Laut telah menyedia berbagai potensi seperti ikan, mineral, minyak, gas, dan lain-lain yang perlu digarap secara optimal bagi kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia.

Dalam pidato akhir tahun 2014, Menlu Retno L.P. Marsudi menyebutkan bahwa Indonesia akan menjadi ketua dalam perhimpunan asosiasi Negara-negara Samudera Hindia (IORA) pada akhir tahun 2015 ini. IORA adalah satu-satunya organisasi Negara-negara dikawasan Samudera Hindia yang menghubungkan tiga benua, yaitu Australia, Asia, dan Afrika termasuk kawasan Timur Tengah.

IORA beranggotakan 21 negara, diantaranya: Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, India, Bangladesh, Sri Lanka, Oman, Yemen, Iran, UAE, Somalia, Seychelles, Mauritius, Madagascar, Comoros, Tanzania, Kenya, Mozambique, dan Afrika Selatan.  Sementara dua Negara lainnya, yaitu Maldives dan Myanmar diharapkan dalam waktu dekat akan segera bergabung ke dalam IORA. Disamping itu IORA memiliki enam Negara mitra dialog, yaitu: Jepang, AS, Perancis, Inggris, Mesir, dan  China.

 

Potensi ekonomi:

Dilihat dari kepentingan ekonomi, Samudera Hindia memiliki potensi yang sangat prospektif, diantaranya: pasar yang besar dengan jumlah penduduk sekitar 2,5 milyar;sekitar 70% perdagangan dunia melewati kawasan ini; menyimpan sekitar 55% cadangan minyak dunia dan 40% cadangan gas dunia; memproduksi sekitar 1/3 produksi tuna dunia; serta menyimpan berbagai cadangan mineral yang bernilai ekonomis tinggi.

IORA didirikan secara resmi sekitar 17 tahun yang lalu dengan Sekretariat di Mauritius, sebuah Negara kecil di tengah Samudera Hindia dengan jumlah penduduk saat ini sekitar 1,3 juta jiwa dan pendapatan per kapita rata-rata sekitar USD 14.000.

Indonesia sudah bergabung dengan IORA dari sejak awal, namun baru pada 2015 ini, sebagaimana telah dinyatakan oleh Menlu RI Retno, bahwa Indonesia akan menjadi ketua IORA untuk periode dua tahun (2015 – 2017).

Sesuai dengan pertemuan Council of Ministers (COM) IORA ke-14 yang diselenggarakan di Perth pada Oktober 2014 yang lalu, serah tererima keketuaan IORA akan dilakukan dari Australia kepada Indonesia dalam COM yang dijadwalkan diselenggarakan pada akhir tahun ini.

Semula, kerjasama regional ini bernama “Indian Ocean Rim Association for Regional Cooperation” (IORARC). Namun dalam pertemuan COM ke-13 di Perth tahun 2013 berubah nama menjadi “Indian Ocean Rim Association” (IORA).  

Sebagai sebuah organisasi inter-governmental, IORA memiliki tujuan utama mengembangkan kerjasama di bidang ekonomi dan perdagangan. Sampai saat ini,  IORA tidak memiliki agenda kerjasama di bidang politik.

Untuk mencapai tujuan utama  di atas, Pertemuan COM IORA 2012 telah menetapkan enam prioritas kerjasama, yaitu: Maritime Safety and Security, dengan Flagship project berupa Maritime Transport Council; Trade and Investment Facilitation, dengan Flagship project berupa Preferential Trade Agreement (PTA); Fisheries Management, dengan Flagship project berupa Fisheries Support Unit (FSU); Disaster Risk Management; Academic and Science &Technology Cooperation, dengan Flagship project berupa University Student Mobility Program for the Indian

Ocean Region (UMIOR), dan IORA Virtual Open University; Tourism Promotion and Cultural Exchanges, dengan Flagship project berupa IORA Travel Card. Selain itu, pada 2013 Australia menambahkan kerjasama “Women Empowerment” sebagai cross-cutting issue dalam prioritas kerjasama di atas.

Dalam struktur kerjasama IORA, pertemuan tertinggi adalah tingkat menteri yang disebut Council of Ministers (COM) yang bertemu sekali dalam setahun. Kemudian pertemuan pejabat  tinggi (Committee of Senior Officials – CSO) yang bertemu dua kali dalam setahun (Bi-Annual) . Selain itu, juga terdapat pertemuan empat Working Group, yaitu: WG on Trade and Investment; IOR Academic Group (IORAG); IOR Business Forum (IORBF); dan WG on Head of Missions (WGHM).

Disamping itu, IORA juga memiliki dua “specialized agency” yaitu: Regional Science for Regional Transfer (RCSTT) yang berlokasi di Iran, dan Fisheries Support Unit  (FSU) yang berlokasi di Oman.

 

Blue Economy:

Sebagai asosiasi kerjasama Negara-negara yang berbasiskan laut, Blue Economy adalah tema proyek baru IORA yang disepakati dalam pertemuan COM di Perth bulan Nopember 2014 yang lalu. Kerjasama ini intinya dimaksudkan bagaimana memanfaatkan laut sebagai sumber ekononomi bagi Negara-negara anggota, IORA.

Sejatinya Blue Economy mencakup aspek yang sangat luas mulai dari keselamatan/keamanan di laut, perdagangan, energy, pariwisata, explorasi mineral, perikanan, penelitian, dan lain-lain.

Para ahli mengatakan sedikitnya ada 24 sektor yang terkait di dalam aspek kerjasama blue economy ini. Namun demikian, IORA telah menetapkan ada delapan (8) prioritas area kerjasama yang akan digarap, yaitu: Fisheries and Aquaculture; Renewable Ocean Energy; Seaports & Shipping; Seabed Exploration & Minerals; Marine Biotechnology, Research & Development; Tourism; Ocean Knowledge Clusters, and SIDS & LDCs.

SIDS adalah Small Islands Development States yang terdiri dari; Mauritius, Seychelles, Madagascar, dan Comoros. Sedangkan LDCs adalah Least Developed Countriesyang terdiri dari; Bangladesh, Yemen, Comoros, Madagascar, Mozambique, dan Tanzania.

Pada September 2015 nanti, IORA untuk pertamakalinya akan menyelenggarakan konferensi tingkat Menteri (KTM) Blue Economy di Mauritius. Ada empat sektor utama yang akan diusulkan untuk dibahas, diantaranya: Fisheries and Aquaculture; Renewable Ocean Energy; Seaports & Shipping; dan Seabed Exploration & Minerals.

Sementara itu di sektor pariwisata, IORA telah berhasil menyelenggarakan Pertemuan tingkat Menteri (PTM) pertama di Seychelles pada Nopember 2014. PTM ini telah menghasilkan sejumlah rekomendasi “roadmap kerjasama pariwisata IORA” ke depan dan menyepakati “Seychelles Declaration”. Sedangkan pertemuan para pakar di bidang pariwisata dijadwalkan akan diselenggarakan di Indaba, Afrika Selatan pada Mei 2015.  

 

Keketuaan Indonesia dan Harapan ke depan

Sebagai anggota G-20, Indonesia diyakini akan dapat berperan besar memperkuat kerjasama IORA di masa datang.  Negara-negara anggota IORA lainya berharap pengalaman dan peran sentral Indonesia di ASEAN sebagai asosiasi kerjasama Negara-negara berkembang tersukses di planet ini akan dapat membawa perubahan yang signifikan dalam kerjasama IORA.

Laut adalah masa depan dan akan menjadi tulang punggung perekonomian di masa yang akan datang. Semoga keketuaan Indonesia di IORA pada periode 2015 – 2017 akan sukses membawa gerbong kerjasama yang semakin solid dan dirasakan manfaatnya oleh semua Negara anggota.[]

Don`t copy text!