Februari 2018 Previous Issue

Keberhasilan Kontingen Indonesia Dalam Menjalankan Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB

Disela-sela penyelenggaraan Sidang C-34 (Peacekeeping Operations) di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, Pemerintah Indonesia telah menyelenggarakan side event berupa diskusi panel dengan tema “Mendorong cara-cara inovatif dalam mengatasi kesenjangan kapabilitas dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP)” pada tanggal 14 Februari 2018. Diskusi panel ini bertujuan untuk mengkaji dan mempromosikan penggunaan inovatif industri strategis dalam mendukung MPP PBB, sekaligus menampilkan keberhasilan Kontingen Indonesia dalam menjalankan tugas yang dimandatkan di MPP PBB dengan menggunakan produk-produk industri strategis nasional. Pada waktu yang bersamaan, kegiatan juga diharapkan dapat mempromosikan produk-produk industri strategis Indonesia kepada negara-negara kontributor MPP PBB. Diskusi panel antara lain menghadirkan Atul Khare, United Nations UnderSecretary-General (USG) for Field Support, Ms. AnneMarie van den Berg (Direktur Divisi Dukungan Logisitik PBB), Kolonel Aldrin Petrus Mongan (Wakil Komandan Pusat Pemeliharaan Perdamaian), Dr. Yayat Ruyat (Kepala Divisi Pengembangan, PT. PINDAD (Persero), dan Mayor Jenderal Hartind Asrin (Direktur Jenderal Strategi Pertahanan, Kementerian Pertahanan RI) selaku pembicara utama. Sedangkan KUAI/ Dewatap RI untuk PBB di New York, Duta Besar Ina Krisnamurthi, bertindak sebagai moderator.

Adapun hal-hal yang dapat digarisbawahi dalam diskusi panel tersebut, antara lain adalah keberhasilan Kontingen Indonesia dalam menjalankan tugas yang dimandatkan pada Peacekeeping PBB dengan menggunakan produk-produk industri strategis nasional. “Ketrampilan dan keahlian para penjaga keamanan dunia maju dan berkembang bersama-sama dengan dukungan dari industri strategis milik bangsa Indonesia sendiri, demi perdamaian dunia,” tegas Mayjen Hartind Asrin. Sementara itu, Atul Kare menyampaikan bahwa guna menghadapi tantangan yang ada dalam MPP PBB saat ini, maka diperlukan suatu inovasi dan penguatan kapasitas untuk dapat menjalankan tugas di lapangan, dan saat ini PBB bersama dengan Negara Kontributor perlu terus meningkatkan kerjasamanya di bawah kerangka bilateral maupun trilateral.

Di highlight pula perlunya peningkatan sinergi antara pemangku kepentingan dalam MPP PBB serta penjajakan lebih lanjut potensi kerja sama antara TPCCs, Sekretariat PBB dan swasta untuk mengatasi gaps dan capabilities yang terdapat dalam MPP PBB. Indonesia telah berhasil mengoptimalkan penggunaan produkproduk industri strategis nasional oleh Kontingen Garuda dalam MPP PBB sesuai amanat Roadmap Vision 4.000 Peacekeepers pada periode 2015-2019. Diskusi panel yang merupakan bagian dari rangkaian kampanye Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB tahun 2019-2020, telah mendapatkan sambutan positif dari negara anggota PBB yang hadir pada pertemuan C-34 ini karena dipandang memiliki nilai inovasi dan terobosan “out of the box”, Hal ini merupakan salah satu bukti nyata kontribusi Indonesia bagi Misi Perdamaian PBB yang efektif dan berkinerja lebih baik. Lebih lanjut, diskusi juga membahas cara-cara konkrit untuk memperkuat kemampuan MPP PBB, termasuk melalui pengadaan alternatif dan pembiayaan peralatan yang inovatif bagi TPCC’s. Diskusi panel ini dihadiri oleh 115 peserta yang terdiri wakil dari negaranegara yang hadir dalam minggu pertama Sidang C-34

Don`t copy text!